Posts

Memilih Menu

*untuk Klara Di depan bau semerbak nasi goreng dan kopi toraja yang tercampur tembakau terbakar Kau bercerita tentang lara. Dan kau tertawa. Tak takutkah ingatan itu tiba-tiba permisi, untuk datang kembali? Klise, semoga kau tak mengulangi kesalahan memilih menu, seperti yang aku lakukan di malam lampau. Ps.Minggu, 2016 Puisi ini dibuat oleh seorang kawan baik yang jahil dan tukang galau di suatu malam yang random. Sebelum mempostingnya, saya sudah terlebih dulu minta izin.

Kharisma Angry Bird di Dada Bendot, Ketua Geng Motor Tongkrongan Penuh Tawa

Tubuhnya kurus namun otot-ototnya tampak menonjol diantara ragam rupa gambar yang memenuhi tangan, kaki, dada hingga lehernya. Tato bergambar Angry Bird di dada hingga tribal di sekujur lengan dan kakinyan tak lagi bisa membuatnya lantang dan berani. Ia kini hanya bisa tertunduk, bersembunyi di balik poni rambutnya yang ia biarkan memanjang.  Bersama dengan sebelas pemuda lainnya ia berdiri di depan belasan pasang mata dan kamera yang menyorot padanya. Ardhi Okta alias Bendot, 21 tahun, pemimpin geng motor ‘Tongkrongan Penuh Tawa’ (TPT) mejadi perhatian utama juru kamera dan pewarta saat Sub Direktorat Reserse Mobil Polda Metro Jaya merilis hasil penangkapan enam kasus kejahatan di Ruang Pusat Data Kriminal Umum, Selasa 12 januari 2016. Sekilas memang tak terdengar ada yang aneh dari nama geng motor pimpinan Bendot ini, namun sebagai pemimpin, Bendot memiliki syarat unik dalam merekrut anggotanya. Syarat itu ia sebut dengan sebutan ‘uji nyali’. “Jadi kalau yang mau masuk geng m...

Di bawah langit bulan sepuluh

Bekasi, 21.02.2015, Kutapaki lagi lembaran masa silam, yang buram dan kelam. Semakin kucoba benam, semakin ku tenggelam. Dan sampailah aku pada masa yang temaram. Bersama timbunan sesal yang deras menghempas. Menantang bebal yang melintas lekas, di batas bayang imanku yang lemas tandas. Kala itu di kota rusuh, di bawah langit bulan sepuluh.

Cerita

"Jika mencintaimu serupa membaca buku, maka melupakanmu adalah bab yang paling aku utamakan" Karena hidup hanya serupa cerita bukan? Cerita tentang yang meninggalkan dan yang ditinggalkan cinta. Akhirnya pada hujan aku berkisah, kau serupa dengannya. Jelas terlihat tapi tak tergenggam. Hanya bisa dimiliki sejenak, kemudian hilang dan menyisakan rindu. Jogjakarta, 12 Mei 2014

Goodbye trip

Image
Pada bulan November kemarin saya memutuskan untuk melakukan “Goodbye Trip” di jogja, karena sudah saatnya saya kembali ke kota asal dan meninggalkan kehidupan mahasiswa di jogja. Setidaknya ada beberapa tempat yang saya ingin sekali kunjungi akhirnya bisa saya kunjungi selama 10 hari kemarin berkat seorang teman petualang. 1.    Blue Lagoon Blue Lagoon adalah sebuah tempat pemandian dari mata air langsung gunung merapi. Blue Lagoon ini berada di kawasan Jl. Kaliurang km 12,5. Saya berangkat tanpa rencana pagi itu. Bersama seorang teman yang notabene sudah sering datang kesana sejak tempat itu belum setenar sekarang. Ukurannya tidak terlalu luas, namun airnya yang jernih dan sejuk akan memanjakan siapa saja yang berendam disana. Ditambah lagi dengan nuansa alam disekitarnya yang masih alami. Pepohonan dengan akar menjalar, bebatuan yang bertumpukan, dan gemirik air semakin melengkapi petualangan saya. Saya sengaja datang di pagi hari agar saya bisa puas bermai...

Kopi tengah malam

Di setiap cangkir kopi, Aku mengalah pada sepi. Diantara keduanya, Puisi menyerta. Mengantar sapa pada rindu yang terlalu. Mengorek luka di masa lalu, Kembali bertalu talu. Karena pada setiap kopi tengah malam, ada rindu yang coba dibungkam.                    29.12.14                                

Puisi hujan

Bersama hujan, ada rindu yang tersapa. Baitan puisipun turut tercipta. Pada keduanya, ada luka yang menganga. Maaf aku selalu mencuri start dalam hal merindu.                                                                              28.12.14                                      Ruang rindu