Irsyan dan Gadget Anti Mainstream

Usianya yang masih belasan tak lantas membuatnya sama dengan remaja-remaja lainnya. Irsyan, 19 tahun mengaku tak pernah tertarik dengan telepon genggam berbasis android atau ios. "Handphone mah punya, tapi dikasihkeun adik. Enggak seru," jawabnya membuat saya takjub.

Badannya tak terlalu kurus, namun juga tak gemuk. Kaos, jaket parasut yang dikaitkan di tas selempang kecil, celana jins dan sepatu lapangan menjadi bagian penampilannya. Tak ada yang aneh, tapi ada yang berbeda. Sebuah Handy Talkie (HT) menggantung di celananya.

Pertemuan saya dengan Irsyan terjadi di Garut, Jawa Barat. Saat itu saya dan dua teman (Egi dan Agung) berencana trekking di Gunung Papandayan. Ayah Egi yang menghubungi Irsyan untuk memandu kami.

Irsyan ternyata bergabung dengan Organisasi Amatir Radio Indonesia (ORARI), yang kebetulan juga diikuti ayah Egi. Singkat cerita, ia bersedia menemani kami. Mungkin karena itu ia dibekali HT.

Irsyan termasuk supel, selama perjalanan, layaknya pemandu wisata ia sesekali menjelaskan dan mnjawab pertanyaan penasaran kami tentang apa saja yang kami lewati.

Tak hanya itu, kami juga berbagi cerita semasa kecil dan tipe pergaulan. Saat bercerita itulah, saya menemukan keunikan Irsyan. Pengakuannya yang senang mendaki gunung sejak SMP saya anggap lumrah. Karena memang tren naik gunung sudah sampai menjadi hoby hingga anak kecil.

Tapi alasan ketidaksukaannya bermain gadget lah yang membuat saya menganga. "Gue dari dulu lebih suka mainan hatong (sebutan untuk HT)." katanya. Logat sundanya tetap terdengar kental meski ia memaksa menyesuaikan kami berbicara menggunakan 'gue-elo'.

"Hah? Serius?" tak hanya saya, Egi pun kaget.

"Iya, di rumah juga tidur pasang hammock di kamar. Sampai malam hatong-an (ngobrol di HT) we. Enggak pernah tidur di kasur."

Lalu Irsyan menjelaskan dan memeragakan sedikit momen dia hatong-an. Sambil mendengarkan, ingatan saya melayang ke momen malam hari di rumah Egi. Ayahnya kerap duduk di depan set radio amatir, berbincang dengan kode-kode dan bersahutan terdengar jawaban-jawaban dengan diakhiri kata 'ganti' seperti di film perang.

"Kalau teman mau nyari kamu ngehubunginnya kemana kan kamunya aja enggak pegang HP," tanya saya semakin penasaran.

"Teman ya langsung ke rumah aja, sms ke adik juga bisa," jawabnya tetap santai.

Di era yang kerap disebut milenial dan akrab dengan dunia maya, ternyata masih ada remaja seperti Irsyan yang lebih menikmati kehidupan sosial dengan kode di HT.


(ki-ka) Agung, Egi, Irsyan

(ki-ka) Irsyan, Egi, Saya, Agung berpose sebelum
masuk hutan mati

Comments

Popular posts from this blog

AKU DAN MEREKA :D

GUGUR