Prolog

Kamala.

Setiap matahari bergegas pergi, dia pasti ada di sana, di manapun. Perempuan dengan rambut diikat ke belakang dan senang menyembunyikan jidatnya di dalam topi itu selalu memandang ke arah tak terbatas. Menikmati senja, katanya. Meski gurat senja yang ia tunggu tak selalu sesuai harapan, ia tetap akan di sana.

Wajahnya bulat dan akan semakin bulat saat dia tersenyum. Jangan harap ada riasan di wajah seperti perempuan-perempuan lain di usianya. Tapi bagiku, dia cantik dengan kepolosannya itu. Hehe

Selain mengantar matahari pulang, hobi lain Kamala, --iya Kamala yang sedari tadi ku ceritakan adalah mendengarkan. Apapun, ia suka mendengar segala hal. Musik, curhat teman-temannya, serta tentu saja cerita dan leluconku yang seringkali terlalu crispy. Hihi

Kalian harus tahu, setelan wajahnya saat dia mengerjakan tugas mendengarnya. Dia akan melihat tepat di mata orang yang bercerita, menaruh tangannya di dagu untuk menopang wajahnya yang bulat itu. Seriusnya akan tergantung pada cerita yang ia dengar. Tersenyum sesekali, atau mengganti tangan untuk menopang dagu. Iya! Menggemaskan. Setidaknya bagiku.

Oiya, satu lagi, kalau sedang mendengar cerita, bahkan dia akan cuek pada telepon selulernya. Sekalipun gawai itu terus bergetar.

Banyak yang menilai dia jutek dan sombong, tapi sebetulnya itu salah. Dia sesru itu, humornya apalagi, jauh di atasku levelnya. Haha introvertnya saja yang suka kelewat parah.

Dia bisa lebih memilih memasang earphone -- yang terkadang tak ada musiknya dan duduk mejauhi keramaian atau mengaku sibuk padahal hanya ingin menyendiri di kamarnya. Cuma sedang tak ingin berbincang, kata dia setiap kutanya alasannya.

Perempuan yang sudah dua tahun menjadi kekasihku ini memang tak suka terlihat. Karena itu juga hubungan kami tersembunyi dengan aman. Ia mahir berakting dan menjaga perasaanya di depan banyak orang. Sedangkan aku, tak mahir menolak maunya --untuk menyembunyikan hubungan ini.

-Aska-


_________

Askara.

Secara fisik, rambutnya ikal rapih, badannya tegap, berkacamata, dandanannya simpel, tampak nggak neko-neko dan tentu saja brewok yang selalu jadi alasanku menyebutnya ganteng. Haha

Tapi, nobody's perfect itu nyata. Dia sama sekali tak punya selera humor yang baik. Bahkan karena alasan ini, aku sempat hampir ilfil di obrolan pertama kita. Satu hal lagi, dengan gambaran fisik yang ku ceritakan tadi dan namanya yang berarti Ksatria Matahari --nama lengkapnya Askara Satria, nyatanya ia tak semacho itu.

Laki-laki yang hobi mendengar lagu indie ini lebih suka mendung, hujan dan puisi sendu. "Ditambah kopi, perfect," katanya.

Lalu apa yang membuatku jatuh cinta? Padahal sudah jelas pria ini jauh dari tipe idealku. Haha tentu saja aku tak punya jawaban pasti. Mungkin karena keanehannya itu. Bisa juga karena keahliannya meracik kopi. Atau mungkin karena keseruan berdebat tentang senja dan hujan dengannya.

Hhh... Yang pasti dia membuatku nyaman. Aska juga tak pernah protes dengan keinginanku menikmati kisah kita berdua saja. Baiklah, kalau memang harus ada alasan pasti, aku jatuh cinta dengannya karena dia Askara Satria. Sebuah paket komplit Askara Satria. 😊

-Kamala-

Comments

Popular posts from this blog

AKU DAN MEREKA :D

GUGUR